Tantangan PCNU Karawang ke Depan


Memperhatikan kondisi Kabupaten Karawang saat ini, banyak hal yang diperlukan untuk pembenahan dalam berbagai aspek. Ade Hasan, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Sosial Ekonomi Hayashi Institute memberikan gambaran dan penjelasan terkait hal itu kepada salah satu Tim Formatur PCNU Karawang. Hal tersebut disampaikan agar dijadikan acuan dalam menyusun struktur organisasi PCNU Karawang Periode 2022-2027, sehingga pemilihan SDM di Struktur organisasi PCNU benar-benar tepat untuk menjawab berbagai permasalahan di Kabupaten Karawang.

Kemiskinan Ekstrem
Jumlah kemiskinan ektrim di Karawang pada Desember 2021 tercatat sebanyak 106.780 Orang dan tersebar di 30 Kecamatan (Bappeda Karawang). Dalam kerangka itu, PCNU Harus hadir mengurai masalah kemiskinan ekstrim, dan berani ambil bagian untuk memberi solusi. Sekurang-kurangnya mengurusi salah satu variabel penyebab miskin ekstrim, yaitu pendapatan masyarakat yg saat ini masih di bawah 1 dollar. Perannya bisa melalui pendidikan dan pelatihan masyarakat yang berorientasi pada peningkatan karakter masyarakat yang kuat, kompetensi kerja dan wirausaha.

Radikalisme
Gak perlu menghabiskan waktu melawan isu radikalisme secara terbuka. Karena periode 5 tahun lalu, pergerakan melawan radikalisme secara terbuka hanya menyisakan masalah hubungan antar sesama elemen masyarakat. Karena radikalisme lahir dari kemiskinan literatur dan metodologi memahami Islam yg toleran maka NU harus hadir pada forum-forum diskusi, seminar-seminar, dan majlis-majlis pengajian di instansi pemerintah, swasta, BUMN, sekolah dan perguruan tinggi.

HSE di Lingkungan Pesantren
Sejauh ini, muatan pelajaran dan metodologi mengaji santri di pesantren-pesantren yang diselenggarakan oleh kyai NU sudah tidak perlu diragukan lagi. Namun, belajar dari peristiwa kebakaran yang memakan banyak korban beberapa waktu lalu di salah satu pondok pesantren, PCNU harus hadir memberikan pendidikan dan pelatihan guru dan santri khusus dalam hal membentuk mentalitas “Aman dan Sehat” melalui pendidikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan (Health and Safety Environment (HSE) dengan Libatkan orang-orang ahli di NU.

Meningkatkan Partisipasi Ranting dan MWC NU pada Kegiatan Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan
Dalam hubungan Bipartit pemerintah dengan NU, selama ini hanya dalam urusan Pembinaan organisasi. Dalam hubungan seperti ini biasanya hanya sebatas bagaimana pemerintah memberikan bantuan operasional, memberikan workshop-workshop kebangsaan yang diselenggarakan Kesbangpol linmas, rasanya materi itu memang ranahnya Kesbangpol dalam rangka pembinaan ormas Islam.
Namun demikian, PCNU yang lahir sebagai ormas penjaga Pancasila, UUD NRI, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika sudah seharusnya berperan pada tingkat yang lebih luas dari pada sebagai peserta workshop yang diselenggarakan Kesbangpol linmas. PCNU harus hadir sebagai inisiator untuk gagasan-gagasan besar dan mendasar pada kebutuhan hajat hidup orang banyak. Seperti menyampaikan gagasan pembangunan infrastruktur, gagasan pembangunan SDM di tingkat desa, gagasan memelihara lingkungan dan lain-lain yang disampaikan melalui rencana pembangunan dari tingkat desa hingga kabupaten.

Bidang Ekonomi
Gak ada yang bisa menyangkal bahwa di Karawang ini populasi masyarakat Nahdliyyin ini menduduki jumlah terbanyak. Namun dari sebanyak itu, populasi Nahdliyin yang besar itu tidak dapat diarahkan menjadi kekuatan ekonomi dalam sebuah entitas. Mereka terserak dan berusaha secara masing-masing tanpa melakukan misi perekonomian NU secara Jam’iyah. Hal ini menjadi pekerjaan terbesar PCNU Karawang karena pekerjaan seperti ini membutuhkan waktu, SDM, dan infrastruktur yang cukup besar investasinya. Namun, sedikitnya hal ini perlu dilakukan agar ketahanan ekonomi Kabupaten Karawang secara umum dapat dilihat indikatornya di bidang ekonomi PCNU Karawang.

Bidang Ketenagakerjaan
Isu ketenagakerjaan di Karawang merupakan isu sentral yang gak pernah selesai dibahas di sepanjang periode pemerintahan. Jumlah pengangguran di Karawang yang saat ini (Data BPS 2021) menduduki angka tertinggi yaitu sebesar 137.412 orang. Di lingkungan NU sendiri, dari sebanyak 30 sekolah menengah yang tersebar di Karawang turut berkontribusi menjadi penyumbang jumlah pengangguran. Hal ini seyogyanya harus menjadi perhatian serius agar lulusan sekolah NU bisa lebih kompetitif atau sekurang-kurangnya dapat berusaha secara mandiri melalui kegiatan industri kreatif dan kewirausahaan. (*)

Ade Hasan
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Sosial Ekonomi Hayashi Institute