Rais Syuriyah PCNU Karawang: Jangan Pahami Al-Quran Hanya dari Terjemahannya
NU Karawang – Cegah paham radikal di tengah masyarakat, Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Karawang KH Zubair Wasith mengimbau kepada para pendakwah untuk tidak berfatwa sebelum memahami kandungan Al-Quran secara utuh.
Hal tersebut beliau sampaikan dalam tausiyahnya pada gelaran Pelantikan Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Tempuran di Aula Kantor Kecamatan Tempuran, Desa Pancakarya, Kabupaten Karawang, Jumat sore, (5/1).
Menurut kiai Zubair, saat ini marak bermunculan pemahaman para pendakwah yang bertentangan dengan paham dan budaya masyarakat, akibat pendakwahnya tidak memahami isi dan makna Al-Quran yang sesungguhnya.
“Al-Quran itu Kalamullah, untuk memahaminya tidak cukup dengan membaca terjemahan saja. diperlukan disiplin ilmu yang mumpuni dan referensi dari kitab-kitab karangan para ulama sebagai penunjangnya,” tegas kiai Zubair.
Maka dari itu, sambung kiai Zubair, rujukan dari kitab-kitab kuning menjadi salah satu referensi utamanya. Para ulama sengaja menukil kitab untuk mempermudah umat memahami Al-Quran secara mendetail. Karena untuk memahami Al-Quran tidak cukup dengan akal, meskipun ketika menjelaskan harus dimengerti oleh akal.
Lebih lanjut, Kiai asal Cilamaya tersebut mengintruksikan kepada seluruh jamaah Nahdliyin agar memahami tugasnya masing-masing. Adapun tugas NU yang pertama yaitu harus saling mengisi dalam membina masyarakat agar tidak mudah masuk pemikiran radikal.
“Kita harus lebih dahulu memahami NU, ajak masyarakat untuk tidak langsung mengartikan Al-Quran dan hadits hanya sebatas terjemah saja, karena masih banyak cabang ilmu yang di jelaskan para ulama melalui kitab-kitabnya,” pungkas kiai Zubair.
Pewarta: Mubarok Hidayat
Editor : Riki Baehaki