Nasihat-nasihat KH Hasyim Asy’ari dalam Kitab Al Mawa’idz
KARAWANG – Mendengar nama Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari. kita pasti akan langsung mengingat nama Nahdlatul Ulama. Ya, memang beliau adalah pendiri jam’iyyah terbesar di Indonesia ini. KH Hasyim Asy’ari juga sebagai tokoh pergerakan kemerdekaan, maka tak heran namanya diabadikan sebagai pahlawan nasional.
Dibalik figurnya sebagai seorang organisatoris dan tokoh perjuangan kemerdekaan, Kiai Hasyim juga seorang ulama besar yang produktif. Sejumlah kitab telah ditulisnya, salah satunya adalah Kitab Al Mawa’idz, sebuah kitab yang mungkin masih asing bagi sebagian Nahdliyin. Kitab ini berisi petuah-petuah KH Hasyim Asya’ari untuk para tokoh agama, ulama dan masyarakat awam. Jika kita renungkan, nasihat-nasihatnya ini masih relevan dengan kondisi saat ini.
Diantara nasihat-nasihat KH Hasyim Asy’ari sebagai berikut:
“Wahai para ulama yang fanatik pada sebagian madzhab atau pendapat, tinggalkanlah kefanatikan kalian semua dalam urusan parsial yang para ulama mempunyai dua pendapat tentangnya, ada yang mengatakan, “Setiap mujtahif itu benar” dan ada yang mengatakan, “Yang benar hanya satu, sedangkan yang salag masih diberi pahala”. Tinggalkanlah fanatisme dan jurang yang rusak ini. Bersungguh-sungguhlag dalam memerangi orang yang mencela Alquran, sifat-sifat Allah yang Maha Rahman, orang-orang yang mengaku mempunyai ilmu batil dan akidah yang sudah rusak. Jihad dalam semua itu hukumnya wajib, maka hendaklah kalian menyibukan diri dengan masalah tersebut.”
“Wahai para penduduk, di antara kalian terdapat orang kafir yang memenuhi daratan negeri ini. Siapa dari kalian yang ingin bangkit mempelajari mereka dan menunjukan mereka ke jalan yang benar?
“Wahai para ulama, seharusnya dalam masalah seperti ini kalian bersungguh-sungguh dan fanatik. Adapun kefanatikan dalam masalah parsial agama dan provokasi kalian pada para penduduk untuk mengikuti satu madzhab atau satu pendapat, itu tidak akan diterima oleh Allah SWT dan tidak diridhai oleh Rasulallah SAW. Tidak ada yang memprovokasi kalian untuk melakukan hal itu kecuali murni fanatisme buta, keinginan saling bersaing, dan saling mendengki di antara kalian.”
Di bagian lain KH Hasyim Asy’ari juga mengatakan, “Wahai para ulama, ketika kalian melihat seseorang melakukan perbuatan berlandaskan pendapat salah seorang imam madzhab yang boleh untuk diikuti, meski pendapat itu diunggulkan sedang kalian tidak sependapat dengan mereka, janganlah kalian menegur mereka dengan keras, akan tetapi tunjukanlah mereka dengan halus dan lembut. Bila mereka tidak mau mengikutimu, janganlah kalian jadikan mereka musuh. Janganlah kalian jadikan ketidakmauan mereka sebagai sebab perpecahan, saling berebut dan permusuhan. Karena itu adalah kejahatan umum dan dosa besar yang akan merobohkan bangunan umat.”
Dibagian akhir, KH Hasyim Asy’ari berpesan, “Bertakwalah kepada Allah SWT. Kembalilah kepada Kitab Tuhan kalian. Jalankan sunah nabi kalian semua. Ikutilah para ulama salaf yang saleh, maka kalian akan bahagia sebagaimana kebahagiaan yang mereka semua peroleh. Damaikanlah orang-orang yang berselisih di antara kalian, saling tolong menolonglah atas kebaikan dan takwa, dan janganlah saling tolong menolong dalam dosa dan keburukan, maka Allah akan memasukkan kalian ke dalam lingkup rahmatNya dan akan meluberkab semua kebagusanNya pada kalian. Janganlah kalian menjadi seperti orang hang berkata, “Kami mendengar, tapi sebenarnya mereka tidak mendengar”. Semoga salam (tetap tercurah kepada orang yang mengikuti petunjuk) dalam permulaan dan penutupan.”
Demikianlah sebagian nasihat-nasihat Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari. Semoga kita termasuk orang yang mendapatkan petunjuk. (redaksi)