Ketua Umum GP Ansor dari Awal Berdiri hingga Kini: Dari Thohir Bakri sampai Yaqut Cholil Qoumas
Gerakan Pemuda Ansor adalah salah satu badan otonom (banom) di bawah organisasi Nahdlatul Ulama (NU) yang bergerak di bidang kepemudaan. Dengan demikian, sebagaimana banom yang lain, GP Ansor memiliki peraturan organisasi tersendiri, tapi tidak bertentangan dengan induknya.
GP Ansor lahir pada 24 April 1934 bertepatan dengan 10 Muharram 1353 H) di Banyuwangi, Jawa Timur. Hari kelahiran ini dihitung sejak berdirinya Anshor Nahdlatul Oelama (ANO).
Menurut Ensiklopedia NU, nama Ansor merupakan usulan dari salah seorang pendiri NU, yaitu KH Abdul Wahab Hasbullah.
Dalam perjalanan sejarah NU, sebelum ada ANO, beberapa tahun sebelumnya, telah ada organisasi yang mewadahi pemuda NU yang didirikan pada tahun 1931 dengan nama Persatuan Pemuda Nahdlatul Oelama (PPNO).
Kemudian pada tanggal 14 Desember 1932, PPNU berubah menjadi Pemuda Nahdlatul Oelama (PNO). Lalu pada tanggal 24 April 1934, PNO berubah menjadi Ansoru Nahdlatil Oelama (ANO).
ANO disahkan menjadi bagian NU pada Muktamar NU ke-9 yang diselenggarakan tanggal 21-26 April 1934 di Banyuwangi. Waktu itu, ANO dimasukkan dalam struktur organisasi NU sebagai Departemen Pemuda NU, setingkat dengan Bagian Dakwah, Bagian Ekonomi, Mabarrot, dan Ma’arif. Thohir Bakri adalah merupakan ketua umum GP Ansor pertama.
Ensiklopedia NU sebagai sumber utama tulisan ini, tidak menyebutkan sampai kapan dia memimpin GP Ansor. Ensiklopedia itu malah menyajikan data GP Ansor pada masa awal kemerdekaan.
Selanjutnya, pada tanggal 14 Desember 1949 dilangsungkan pertemuan di kantor PB ANO Jln. Bubutan VI/2 Surabaya dihadiri K.H. A. Wachid Hasyim – Menteri Agama RIS. Dalam sambutannya, KH A. Wachid Hasyim mengemukakan pentingnya membangun organisasi kepemudaan di lingkungan NU, dengan tujuan untuk membentengi (mendukung) perjuangan umat Islam Indonesia, dan untuk mempersiapkan diri sebagai kader penerus NU.
Pertemuan tersebut melahirkan kesepakatan dan tekad baru untuk membangun organisasi kepemudaan NU lebih baik lagi. Pertemuan juga sepakat mengubah nama ANO menjadi Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) dengan kedudukan pucuk pimpinan di Surabaya.
Berdasarkan Ensiklopedia Khittah NU: JIlid 2 yang ditulis Nurkholik Ridwan para Ketua Umum GP Ansor sejak Indonesia merdeka adalah sebagai berikut:
1. Chamid Wijaya (1949-1954)
2. Imron Rosyadi (1954-1963)
3. Chamid Wijaya (1963-1967)
4. Yahya Ubaid (1967-1980)
5. Chalid Mawardi (1980-1985)
6. Slamet Effendi Yusuf (1985-1995)
7. Iqbal Assegaf (1995-1999)
8. Syaifullah Yusuf ( Pjs.1999-2001)
9. Syaifullah Yusuf (2001-2010)
10. Nusron Wahid (2010-2015)
11. Yaqut Cholil Qoumas (2015-2020)
Penulis: Abdullah Alawi
Sumber: NU Jabar Online