Ketua LFNU Kabupaten Karawang: Nahdliyin Penting Belajar Ilmu Falak

Ketua LFNU Kabupaten Karawang, KH Muhammad Masroni Al Amin

NU Karawang – Ketua Lembaga Falakiyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (LF PCNU) Kabupaten Karawang KH Muhammad Masroni Al-Amin menyebut warga Nahdliyin dan masyarakat secara umum perlu mempelajari Ilmu Falak. Terlebih, Ilmu Falak ini menjadi langkah awal dalam pembuatan kalender untuk mengetahui awal bulan Hijriyah.

Hal tersebut beliau sampaikan pada gelaran Perdana Pelatihan Ilmu Falak di Pondok Masuhi, Dusun Sepatkerep, Desa Cikarang, Kec. Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang, Rabu (27/12).

Menurut kiai Masroni, akibat perbedaan dan kurang memahami Ilmu Falak, tak jarang terjadi polemik perbedaan pendapat antar organisasi Islam yang berselisih tentang penentuan awal bulan Ramadhan maupun penentuan hari raya Idul Fitri.

“Kami mengajak kepada warga Nahdliyin, masyarakat secara umum, khususnya kepada generasi milenial dan para santri untuk mulai belajar dan memahami Ilmu Falak agar polemik tahunan itu tidak selalu terjadi,” jelas kiai Masroni.

Pelatihan Ilmu Falak ini, sambungnya, sebagai pembuka wahana berfikir sebagai pemicu pemahaman tentang pentingnya Ilmu Falak. Bukan hanya tentang hilal atau penentu awal Ramadhan, banyak juga peribadahan lain yang ditunjang oleh ilmu Falak.

“Contohnya waktu shalat, ketika berada di perkampungan kita bisa mengetahui waktu shalat saat mendengar suara adzan dari masjid. Namun bagaimana ketika keadaan kita di tengah hutan, tentunya butuh kecermatan Ilmu Falak untuk menentukan waktu sholat. Belum lagi perhitungan zakat, waris dan lainnya,” terangnya.

Menurutnya saat mendengar Ilmu Falak terkadang masyakarat menganggap Ilmu Falak merupakan  keilmuan yang sulit dimengerti karena banyak perhitungannya, banyak metode dalam memahaminya. Sehingga akhirnya, timbul rasa malas untuk memahami Ilmu Falak.

“Padahal, dengan mengetahui Ilmu Falak, khususnya generasi milenial yang akan menjadi pemimpin masa depan, akan memiliki kedewasaan dalam beribadah sesuai dengan keilmuan dan keyakinannya masing-masing. Sekalipun ilmu astronomi itu banyak metode dan cara perhitungannya, jangan sampai generasi milenial enggan memahami Ilmu Falak. Agar perselisihan karena perbedaan itu bisa dihindari,” jelasnya.

Kiai Masroni berharap, para peserta dapat menginformasikan kepada jamaah dan masyarakat tentang pentingnya belajar Ilmu Falak, karena salah satu rukun, kewajiban dan syarat sah beribadah itu harus mengetahui waktunya yang bisa digali melalui Ilmu Falak ini.

“Semoga pelatihan Ilmu Falak  ini bukan kali pertama dan terakhir, tetapi bisa berkelanjutan. Terutama untuk generasi muda. Karena saat ini Ilmu Falak sudah mulai hilang dan bahkan tidak di kenal oleh generasi milenial. Jangan sampai masyarakat tidak mengerti Ilmu Falak akibat tidak pernah dikenalkan,” pungkasnya.

 

Pewarta: Mubarok Hidayat

Editor : Riki Baehaki